Beyond
Center and Circle Time (BCCT)
merupakan metode belajar untuk PAUD yang beberapa tahun belakangan ini mulai
marak di Indonesia. Atau yang lebih terkenal dengan sebutan pendekatan ‘sentra
dan lingkaran’. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Florida, AS, yang
kemudian diadopsi oleh Indonesia.
Metode
sentra dan lingkaran merupakan metode yang melibatkan anak dalam setiap
kegiatannya. Hal ini melihat dari kecenderungan anak belajar sesuatu dengan
melakukan langsung. Sebab, jika hanya melalui teori yang imajinatif, selain
dapat membingungkan, juga dapat mengakibatkan salah tafsir. Lingkungan belajar
di sekolah ini dirancang menggunakan konsep yang berpusat pada siswa (student
centred), sehingga mendorong anak untuk mengeksplor apa yang mereka miliki
dan dapat menciptakan hal baru.
Salah
satu bentuk prakteknya adalah dengan melakukan moving class. Siswa
berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain yang dijadwalkan pada hari itu.
Siswa tidak akan bosan belajar di kelas yang itu-itu saja dengan guru yang
sama, melainkan kelas yang variatif dan guru yang berbeda pula. Kekuatan
pelaksanaan metode sentra dan lingkaran ini salah satunya terletak pada
peraturan yang dibuat dan disepakati oleh siswa. Mengapa? Karena peraturan atau
kesepakatan yang dilontarkan oleh anak akan lebih mereka pahami dan patuhi.
Ada
standard minimal sentra dalam satu sekolah yang biasa dilakukan, yaitu:
Sentra Balok: melatih memahami bentuk tiga dimensi, memahami konsep keseimbangan bangunan, melatih fisik dan motorik kasar, dll.
Sentra Bermain Peran: melatih keberanian dan rasa
percaya diri, memberi kebebasan kepada untuk berekspresi, memberi kesempatan
untuk mengasah bakat dan minatnya, dll.
Sentra Seni: mengasah daya seni, melatih menuangkan imajinasi menjadi satu karya nyata, melatih sosial dan bekerja sama dalam menciptakan sesuatu, dll.
Sentra Bahan Alam: melatih koordinasi mata dan tangan yang dibutuhkan untuk kesiapan menulis, melatih motorik halus dan motorik kasar, merangsang syaraf taktil yang dibutuhkan untuk menulis, dll.
Sentra Persiapan: mempersiapkan untuk mampu membaca,
menulis dan berhitung dengan memperkuat pemahaman konsep membaca, menulis dan
berhitung, dll.
Rangsangan-rangsangan
tersebut dapat membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan
dan kecerdasannya. Posisi guru ialah membantu dan memfasilitasi agar tujuan
tersebut dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian, anak belajar dari hal-hal
yang sederhana sampai yang komplek, dari yang konkrit ke abstrak.
Sentra
adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu anak-anak
mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan. Dalam satu kegiatan
belajar, anak-anak dapat mengembangkan aspek bahasa, kognitif, fisik motorik,
sosial emosionalnya dalam satu kesempatan.
Berikut ini macam macam sentra:
- Sentra seni: Tempat untuk melukis, membuat
kolase, menggunting, menempel dan menggambar dengan menggunakan kapur
tulis.
- Sentra rumah tangga: Tempat untuk memerankan
anggota keluarga, dan perabotan dalam rumah tangga.
- Sentra membangun balok: Tempat untuk permainan dengan
balok-balok besar dan kecil, mainan pertukangan dan lego.
- Sentra manipulatif: Tempat untuk meningkatkan
keterampilan motorik halus, koordinasi mata dan tangan, mental, bahasa dan
keterampilan sosial.
- Sentra sains: Tempat untuk belajar tentang
alam.
- Sentra musik: Tempat untuk mendengarkan
rekaman, menyanyi, menciptakan tarian dan memainkan alat musik.
- Sentra buku dan area tenang: Tempat untuk anak menyendiri,
tenang dengan pikirannya sendiri, dan mengeksplor dunia melalui buku-buku.
- Sentra bermain pasir dan air: Tempat untuk belajar melalui
pengalaman sensori dengan pasir dan air.
- Sentra studi sosial: Area spesial untuk melajar
tentang keluarga, perbedaan budaya, kesadaran bermasyarakat, pekerjaan khusus
dan daya hidup.
- Sentra pertukangan: Area yang menyediakan
kesempatan untuk mengembangkan otot besar dan kecil dengan bekerja
menumpuk, merekat, memasang, mengebor, dan menggergaji.
- Sentra bermain di luar: Lingkungan belajar alami
sehingga kegiatan belajar indoor dapat diperluas.
METODE PEMBELAJARAN BCCT
Sekilas Tentang Metode
Pembelajaran Dengan
pendekatan
Beyond Centers and Circle
Time (BCCT)
Yaitu konsep belajar dimana guru-guru
menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari
Hasilnya : siswa memperoleh pengetahuan dan
kertrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya
sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak.
Kenapa menggunakan system BCCT ini ?
Anak
akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ALAMIAH
Belajar
akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa yang dipelajari bukan sekedar
MENGETAHUI
Pembelajaran
akan lebih bermakna dan mengena
Apakah system yang ada selama ini gagal ?
Memang
tidak ekstrim begitu. Pembelajaran yang lebih berorientasi target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi MENGINGAT jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Bukankah itu yang terjadi dikelas-kelas kita.
Apa yang sebenarnya kita inginkan ?
Dalam
pendekatan BCCT proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. STRATEGI pembelajaran lebih dipentingkan
daripadaHASIL.
Dalam
konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam
status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Dengan
begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal
untuk hidupnya nanti, dalam hal ini diperlukan guru sebagai PENGARAH
DAN PEMBIMBING atau INSPIRATOR
Mengapa system ini menjadi pilihan ?
Saat
ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Guru masih menjadi center(pengetahuan
dll), ceramah menjadi pilihan utama strategi
belajar.
Nah,
sekarang diperlukan strategi belajar BARU yang lebih memberdayakan siswa.
Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta,
namun bagaimana mendorong siswa membangun pengetahuan di benak mereka sendiri
BCCT
belajar mengalami bukan menghafal
Kebiasaan apa yang ingin
di perbaiki ?
Sudah
cukup lama kita sadar bahwa kelas-kelas kita tidak produktif. Sehari-hari kelas
diisi dengan ceramah, sementara siswa DIPAKSA menerima dan menghafal.
Pilihannya
adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa
Apakah landasan filosofi
pengembangan BCCT ini ?
Landasan
filosofi adalah BCCT adalah KONSTRUKTIVISME, yakni filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak sekedar mnenghafal. Siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak
dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta yang terpisah namun mencerminkan
ketrampilan yang dapat diterapkan.
Trend belajar yang
bagaimana yang melandasi system ini ?
Belajar
tidak sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak
mereka
Anak
belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari
pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru
Pengetahuan
tidak dapat dipisah-pisahkan menjadio fakta-fakta atau proposisi yang terpisah,
tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
Siswa
perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
Ketrampilan
dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit demi
sedikit.
Penting
bagi siswa tahu UNTUK APA ia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan pengetahuan
dan ketrampilan itu.
Tugas
guru MEMFASILITASI agar informasi yang baru menjadi bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerpakan ide mereka sendiri, dan
menyadarkan siswa untuk menerapkan cara mereka sendiri.
Pengajaran
harus berpusat pada BAGAIMANA CARA siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.
STRATEGI belajar lebih dipentingkan daripada hasilnya.
Apakah BCCT ini baru ?
Bukan!
Filosofi yang mendasari pendekatan ini sudah dikembangkan oleh CCCRT (Creative
Center for Childhood Research and Training)
Dari mana asalnya dan siapa yang mengembangkannya ?
BCCT
dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT)
Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA selama lebih
dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus
Komponen apa yang dilibatkan ?
Konstruktivisme
– bertanya – menemukan – Masyarakat belajar – Pemodelan – Refleksi Penilaian
sebenarnya
Apa MOTTO nya ?
Student
learn best by actively constructing their own understanding
(cara belajar terbaik adalah siswa mengkontruksikan sendiri
pengalamannya)
Starategi belajar apa yang berasosiasi dengan BCCT ?
CBSA
– Pendekatan Proses – Life skill education – Authentic instruction – Inquiry
based learning
Problem
– based learning – Cooperative learning – Service learning – Work Based
learning
Apa beda BCCT dengan KBK, CBSA, Pendekatan Proses, Quantum
Learning, Student active Learning, Meaningful Learning, Problem Based Learning,
Cooperative Learning, Work-Based Learning, dan sejenisnya ?
JIWA,
dari pendekatan-pendekatan itu sebenarnya sama dengan pendekatan BCCT, yakni,
bagaimana menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan
siswa atau berfokus pada siswa, yakni kelas yang produktif dan menyenangkan.
Bedanya ada pada aspek penekanannya.
Bagaimana praktiknya di kelas ?
Kelas
dirancang dalam bentuk SENTRA – SENTRA missal : Sentra Alam, Sentra Persiapan Keaksaraan,
Sentra Bermain Peran (Makro / Mikro), Sentra Rancang Bangun / Balok, Sentra
Musik & Olah Tubuh, Sentra Seni dan kreatifitas, Sentra Imtaq, Sentra IT
1
guru bertanggung jawab pada 7 – 12 siswa saja dengan moving class setiap hari
dari satu sentra ke sentra lain.
Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
barunya
Laksanakan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
Kembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
Ciptakan
masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)
Hadirkan
: model, sebagai contoh pembelajaran
Lakukan
pijakan-pijakan
Lakukan
refleksi diakhir pertemuan
Lakukan
penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Bagaimana ciri kelas yang menggunakan system BCCT ini ?
Terjalain
kerjasama – Saling menunjuang – Gembira – Belajar dengan bergairah
Pembelajaran
terintegrasi – Menggunakan berbagai sumber – Siswa aktif
Menyenangkan
tidak membosankan – Terjalain sharing dengan teman
Para
siswa kritis – Guru kreatif
Apakah BCCT hanya bisa diterapkan dikelas kecil saja ?
Tidak
BCCT
bisa diterapkan dikelas yang jumlahnya besar sekalipun asal proporsional.
Karena
guru tidak lagi sebagai sentral.
Apakah penerapan BCCT harus mengubah kurikulum ?
Tidak
Karena
BCCT hanya sebuah strategi belajar
BCCT
sangat sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Apakah selama ini guru belum menerapkan BCCT ?
Tergantung
Bagaimana
kondisinya selama ini.apakah polanya Student – Centered / Teacher – Centered
Apakah penerapan BCCT memerlukan biaya besar dan media khusus ?.
Tidak
Selling (Sentra & Lingkaran) / BCCT
Sentra dan lingkaran adalah sebuah metode pengajaran yang
menempatkan siswa pada posisi yang proporsional. Dunia anak adalah dunia
bermain maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang
dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah belajar, dan belajar adalah
bermain.
Sekilas tentang metode SELING / BCCT
uatu
metode / pendekatan dalam
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan empirik.
Nama asli metode ini adalah BCCT (Beyond Center and Circle Time)
Metode
ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah SELING (Sentra & Lingkaran)
Metode
SELING merupakan pengembangan dari metode Montessori, High Scope dan Reggio
Emilio
Metode
SELING dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and training
(CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA
selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak
normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus.
BAGAIMANA PENERAPANNYA
Metode
SELING dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Misal ; sentra Alam, sentra bermain
peran Mikro, sentra bermain peran Makro, sentra Rancang bangun, sentra
Persiapan, sentra imtaq, sentra seni & Kratifitas, sentra Musik & Olah
Tubuh, sentra IT dll
Setiap
guru bertanggung jawab pada 10 murid saja dengan moving class, sesuai dengan
sentra gilirannya
Metode
SELING ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple
Intelligences)
Metode
SELING memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya
wahana yang paling tepat diantara metode – metode yang ada, karena disamping
menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk
berfikir aktif, kreatif dan bertanggung jawab.
Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti
pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut
ini adalah Pijakan-pijakan yang harus diikuti :
1. Pijakan
lingkungan
Guru menata lingkungan yang disesuaikan dengan intensitas &
densitas
1. Pijakan
sebelum bermain
Guru meminta para siswa untuk membentuk lingkaran
Guru ada diantara para siswa sambil bernyanyi
Guru meminta para siswa untuk duduk melingkar
Guru meminta para siswa berdo’a bersama
Guru menanyakan para siswa kesiapan mendengar cerita dan memasuki
sentra
Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema
Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan
aturan bermain
Guru meminta siswa masuk ke area sentra
1. Pijakan
saat bermain
Guru mempersiapkan catatan perkembangan siswa
Guru mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa
Guru membantu siswa jika dibutuhkan
Guru mengingatkan siswa bila ada yang lupa atau melanggar aturan
1. Pijakan
setelah bermain / Recalling
Guru meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang dipakai
Guru meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil
menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan
Guru menutup kegiatan dengan berdo’a bersama
Guru membagikan buku komunikasi sebelum pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar