Senin, 18 November 2013

TILAWAH QURAN MENJADI KEBUTUHAN



Tilawah quran menjadi program mingguan  di TK islam Miftahul Ulum Gumayun. “Ini penting, karena visi misi TK kita adalah terbentuknya siswa yang berakhlakul karimah, untuk itu harus dimulai dari guru-gurunya terlebih dahulu, yang membiasakan rajin membaca al-Quran, agar siswa juga meniru apa yang dilakukan guru” kata Kepsek TK Islam Miftahul Ulum Gumayun.
Setiap hari Jumat dewan guru beserta kepsek bergiliran membaca ayat-ayat dari al-Quran di aula TK hingga menjelang waktu sholat dhuhur. Dan setiap sebulan sekali, di hari Sabtu diadakan khataman Quran, dimana masing-masing guru membaca 2-3 juz alquran sampai semua surat dalam al-Quran selesai dibacakan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh semua guru dengan senang hati tanpa beban, bahkan sudah menjadi semacam kebutuhan. Itu semua karena mereka sudah dibekali pengetahuan tentang arti pentingnya membaca al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, bahwa tanggung jawab seorang muslim berkaitan dengan al Quran yang paling pertama adalah membacanya, tentu karena al Quran berbahasa arab, maka seseorang dituntut untuk mampu membaca kata-demi kata, kalimat demi kalimat dalam bahasa arab atau ‘melek huruf’ al Quran. Membaca al Quran yang seperti ini merupakan pemaknaan dari bahasa aslinya yaitu tilawah al Quran. Isyarat pentingnya tilawah al Quran ditegaskan oleh al Quran itu sendiri yaitu pada QS. Al Baqarah : 121, QS. Fathir 29 dan beberapa ayat di tempat lainnya yang mengindikasikan pentingnya tilawah yang pada umumnya diawali dengan kata perintah atau pujian pada orang-orang yang melaksanakannya.

Menurut Ade Hanapi Abu Raudha , kata tilawah merupakan bentuk ‘mashdar’ atau kata sifat yang terbentuk dari kata kerja dasar ‘talaa (kata kerja bentuk lampau/kkbl) -yatluu’ (kata kerja bentuk sekarang/kkbs). Dalam bentuk jamak berarti ‘talau’ atau ‘yatluuna’. Sedangkan dalam kata perintah biasanya di baca ‘utluu’ atau jika dahului wawu menjadi ‘watluu’.
Pada QS. Al Baqarah : 121 Allah swt berfirman :
Al Baqarah 121
Orang-orang yang Kami datangkan al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan, merekalah yang beriman kepadanya dan barang siapa mengingkarinya maka mereka termasuk orang-orang merugi” (QS Al Baqarah : 121)
Menurut ayat tersebut, bahwa mereka yang membaca kitab Allah, Al Quran dengan ‘haqqa tilawah’ yang menurut sebagian mufassir adalah maknanya membaca dengan sebenar-benar bacaan sebagaimana ketika ia diturunkannya (orisinalitas tertinggi) maka hal tersebut merupakan bukti keimanan kepada kitab tersebut. Jika tidak melakukannya maka termasuk mereka yang mengingkarinya dan menjadi orang-orang yang merugi dan binasa di akhirat nanti. Maka pemaknaan ayat tersebut mengindikasikan pentingnya setiap muslim untuk ‘tilawah al Quran’.

Adapun kata yang mengisyaratkan ‘membacanya’ pada ayat di atas yaitu ‘yatluunahu’ yang merupakan kata dasar dari ‘tilawah’ dalam bentuk jamak dari kkbs yang mengisyarakatkan perbuatan sedang, terus menerus atau berkesinambungan (rutin). Dengan demikian, tilawah al Quran harus dilakukan secara terus menerus, rutin dan berkesinambungan sebagaimana diisyaratkan oleh Rasulullah saw agar setiap muslim mampu mengkhatamkan bacaan al Quran pada setiap bulannya.

Makna Tilawah al Quran

Merujuk pada penggunaan kata dasarnya, tilawah pada awalnya bermakna ‘mengikuti’ sebagaimana dalam QS. Asysyams, Allah swt berfirman : Ash-Shams 1
ash syams 2
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringi (mengikuti) nya” (QS. Assyams: 1-2)

Sinonim kata pada bahasa arab untuk makna tilawah adalah ‘tabi’a-yatba’u yang artinya sama yaitu mengikuti. Mengapa maknanya menjadi membaca? Makna tilawah menjadi membaca memiliki filosofi tersendiri. Jika kembali kepada arti asal katanya maka maksudnya adalah sebagai berikut :
1.     Mengikuti setiap huruf-demi huruf dengan segala tuntutan kesempurnaannya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, ini berarti membaca itu haruslah dengan benar sesuai dengan orisinalitas bacaan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, dipraktikkan sahabatnya dan dipelihara oleh para pengikut sunnahnya yang setia.
2.    Mengikuti apa yang dibaca baik perintah dan larangan serta instruksi-instruksi keimanan dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai-nilai petunjuk al Quran menjadi aplikatif dalam kehidupan.
3.    Pengamalan tidak akan dapat tercapai kalau instruksi al Quran  tidak dipahami oleh karena itu bacaan petunjuk itu agar dapat aplikatif dalam kehidupan maka menuntut pemahaman.

Dengan demikian, makna tilawah bukan sekedar membaca tetapi membaca al Quran itu harus sempurna sesuai dengan contohnya (Tahsin), dipahami (Tafhim) dan diaplikasikan dalam kehidupan (Tabligh). Tentunya aktivitas ini harus dilaksanakan secara rutin, berkala dan berkesinambungan. Apabila cara seperti ini telah diaplikasikan oleh setiap muslim, maka mereka lah yang telah melaksanakan tilawah al Quran dalam pengertian yang sebenarnya. Wallahu a’lam.

Karena pemahaman itulah, mereka para guru tidak ada yang mengeluh apalagi protes/complain dengan diadakannya kegiatan tersebut. Semua happy-happy saja melakukannya. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi tradisi untuk generasi mendatang. Amin ^_^








Jumat, 15 November 2013

MENYANTUNI ANAK YATIM







Jumat, 15 November 2013 pk. 09.00 WIB, TK/MI Miftahul Ulum Gumayun Kabupaten Tegal mengadakan Santunan Anak Yatim. Para wali murid mengumpulkan infaq khusus untuk anak yatim yang belajar di TK maupun MI Miftahul Ulum Gumayun, dimana program ini adalah program tahunan TK/MI  Miftahul Ulum yang bertujuan untuk memperingati  Hari Besar Anak Yatim pada tanggal 10 Muharom sekaligus memperingati Tahun Baru Islam.


Tahun ini terkumpul infaq sebesar Rp 1.150.000,- dan dibagikan kepada 5 anak yatim, di antaranya: Wildan, Atiqoh, Dana, dan Nur yang merupakan siswa MI Miftahul Ulum Gumayun, serta Opik dari TK Islam Miftahul  Ulum Gumayun. Selain uang yang diberikan, juga alat-alat tulis untuk memotivasi mereka giat belajar. Kami bersyukur dengan diselenggarakannya acara tersebut, setidaknya masih ada kepedulian dari sekolah kepada siswa, terutama kepada anak-anak yatim. Mudah-mudahan acara ini tetap berjalan dengan baik di tiap tahunnya, amin …. ^_^


Allah swt berfirman di dalam Q.S An Nisaa 6 : 6 yang artinya sebagai berikut, “ Dan janganlah kamu memakan harta anak yatim lebih dari kepatutan dan ( janganlah kamu ) tergesa-gesa ( membelanjakannya ) sebelum mereka dewasa. Barang siapa ( di antara pemelihara itu ) mampu, maka hendaklah ia menahan diri ( dari memakan harta anak yatim itu ) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia memakan harta itu menurut yang patut . Kemudian apabila kamumenyerahkan harta kpd mereka,maka hendaklah kamu adakansaksi-saksi (tentang penyerahanitu)bagimereka.Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu ) “.


Menurut Ibnu Jauzi penafsiran ayat di atas ada 4 cara yaitu:

1.      Mengambil harta anak yatim dengan cara kiradl ;
2.      Boleh memakan harta anak yatim, hanya untuk memenuhi kebutuhannya, tidak berlebih-lebihan ;
3.      Boleh mengambil harta anak yatim hanya sekedar sebagai imbalan saja karena mengurusi anak yatim ;
4.      Boleh memakan harta anak yatim apabila keadaan terpaksa. Kemudian apabila telah mampu maka harus mengembalikannya, apabila benar-benar tidak mampu, maka hal itu halal baginya.


Rasulullah saw bersabda, “ Barangsiapa yang menanggung makan dan minum ( memelihara ) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah swt mengharuskan ia masuk surga-Nya kecuali dia melakukan dosa yng tidak terampunkan ( HR Tarmudzi ).


Jadi Allah akan menjamin memberikan surga kepada siapapun yang mau memelihara, mengurus, memperhatikan anak-anak yatim, kecuali dosa yang tidak terampunkan ( misalnya syirik )


Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2 : 220 yang artinya sebagai berikut , “ Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah : “ Mengurus urusan mereka secara patut adalah lebih baik, dan jika kamu bergaul secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu, dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana “

Rabu, 23 Oktober 2013

PENERAPAN METODE BCCT PADA PAUD



Beyond Center and Circle Time (BCCT) merupakan metode belajar untuk PAUD yang beberapa tahun belakangan ini mulai marak di Indonesia. Atau yang lebih terkenal dengan sebutan pendekatan ‘sentra dan lingkaran’. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Florida, AS, yang kemudian diadopsi oleh Indonesia.
Metode sentra dan lingkaran merupakan metode yang melibatkan anak dalam setiap kegiatannya. Hal ini melihat dari kecenderungan anak belajar sesuatu dengan melakukan langsung. Sebab, jika hanya melalui teori yang imajinatif, selain dapat membingungkan, juga dapat mengakibatkan salah tafsir. Lingkungan belajar di sekolah ini dirancang menggunakan konsep yang berpusat pada siswa (student centred), sehingga mendorong anak untuk mengeksplor apa yang mereka miliki dan dapat menciptakan hal baru.
Salah satu bentuk prakteknya adalah dengan melakukan moving class. Siswa berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain yang dijadwalkan pada hari itu. Siswa tidak akan bosan belajar di kelas yang itu-itu saja dengan guru yang sama, melainkan kelas yang variatif dan guru yang berbeda pula. Kekuatan pelaksanaan metode sentra dan lingkaran ini salah satunya terletak pada peraturan yang dibuat dan disepakati oleh siswa. Mengapa? Karena peraturan atau kesepakatan yang dilontarkan oleh anak akan lebih mereka pahami dan patuhi.
Ada standard minimal sentra dalam satu sekolah yang biasa dilakukan, yaitu:

Sentra Balok: melatih memahami bentuk tiga dimensi, memahami konsep keseimbangan bangunan, melatih fisik dan motorik kasar, dll.

Sentra Bermain Peran: melatih keberanian dan rasa percaya diri, memberi kebebasan kepada untuk berekspresi, memberi kesempatan untuk mengasah bakat dan minatnya, dll.

Sentra Seni: mengasah daya seni, melatih menuangkan imajinasi menjadi satu karya nyata, melatih sosial dan bekerja sama dalam menciptakan sesuatu, dll.

Sentra Bahan Alam: melatih koordinasi mata dan tangan yang dibutuhkan untuk kesiapan menulis, melatih motorik halus dan motorik kasar, merangsang syaraf taktil yang dibutuhkan untuk menulis, dll.

Sentra Persiapan: mempersiapkan untuk mampu membaca, menulis dan berhitung dengan memperkuat pemahaman konsep membaca, menulis dan berhitung, dll.

Rangsangan-rangsangan tersebut dapat membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan dan kecerdasannya. Posisi guru ialah membantu dan memfasilitasi agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian, anak belajar dari hal-hal yang sederhana sampai yang komplek, dari yang konkrit ke abstrak.
Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan. Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak dapat mengembangkan aspek bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial emosionalnya dalam satu kesempatan.

Berikut ini macam macam sentra:
  1. Sentra seni: Tempat untuk melukis, membuat kolase, menggunting, menempel dan menggambar dengan menggunakan kapur tulis.
  2. Sentra rumah tangga: Tempat untuk memerankan anggota keluarga, dan perabotan dalam rumah tangga.
  3. Sentra membangun balok: Tempat untuk permainan dengan balok-balok besar dan kecil, mainan pertukangan dan lego.
  4. Sentra manipulatif: Tempat untuk meningkatkan keterampilan motorik halus, koordinasi mata dan tangan, mental, bahasa dan keterampilan sosial.
  5. Sentra sains: Tempat untuk belajar tentang alam.
  6. Sentra musik: Tempat untuk mendengarkan rekaman, menyanyi, menciptakan tarian dan memainkan alat musik.
  7. Sentra buku dan area tenang: Tempat untuk anak menyendiri, tenang dengan pikirannya sendiri, dan mengeksplor dunia melalui buku-buku.
  8. Sentra bermain pasir dan air: Tempat untuk belajar melalui pengalaman sensori dengan pasir dan air.
  9. Sentra studi sosial: Area spesial untuk melajar tentang keluarga, perbedaan budaya, kesadaran bermasyarakat, pekerjaan khusus dan daya hidup.
  10. Sentra pertukangan: Area yang menyediakan kesempatan untuk mengembangkan otot besar dan kecil dengan bekerja menumpuk, merekat, memasang, mengebor, dan menggergaji.
  11. Sentra bermain di luar: Lingkungan belajar alami sehingga kegiatan belajar indoor dapat diperluas.

METODE PEMBELAJARAN BCCT

Sekilas Tentang Metode Pembelajaran Dengan pendekatan
Beyond Centers and Circle Time  (BCCT)
Yaitu konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
Hasilnya : siswa memperoleh pengetahuan dan kertrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak.
Kenapa menggunakan system BCCT ini ?
Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ALAMIAH
Belajar akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa yang dipelajari bukan sekedar MENGETAHUI
Pembelajaran akan lebih bermakna dan mengena
Apakah system yang ada selama ini gagal ?
Memang tidak ekstrim begitu. Pembelajaran yang lebih berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi MENGINGAT jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Bukankah itu yang terjadi dikelas-kelas kita.
Apa yang sebenarnya kita inginkan ?
Dalam pendekatan BCCT proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. STRATEGI pembelajaran lebih dipentingkan daripadaHASIL.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini diperlukan guru sebagai PENGARAH DAN PEMBIMBING atau INSPIRATOR
Mengapa system ini menjadi pilihan ?
Saat ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Guru masih menjadi center(pengetahuan dll), ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
Nah, sekarang diperlukan strategi belajar BARU yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, namun bagaimana mendorong siswa membangun pengetahuan di benak mereka sendiri
BCCT belajar mengalami bukan menghafal
Kebiasaan apa yang ingin di perbaiki ?
Sudah cukup lama kita sadar bahwa kelas-kelas kita tidak produktif. Sehari-hari kelas diisi dengan ceramah, sementara siswa DIPAKSA menerima dan menghafal.
Pilihannya adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa
Apakah landasan filosofi pengembangan BCCT ini ?
Landasan filosofi adalah BCCT adalah KONSTRUKTIVISME, yakni filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar mnenghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta yang terpisah namun mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
Trend belajar yang bagaimana yang melandasi system ini ?
Belajar tidak sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka
Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru
Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadio fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
Ketrampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit demi sedikit.
Penting bagi siswa tahu UNTUK APA ia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu.
Tugas guru MEMFASILITASI agar informasi yang baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerpakan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan cara mereka sendiri.
Pengajaran harus berpusat pada BAGAIMANA CARA siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. STRATEGI belajar lebih dipentingkan daripada hasilnya.
Apakah BCCT ini baru ?
Bukan! Filosofi yang mendasari pendekatan ini sudah dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training)
Dari mana asalnya dan siapa yang mengembangkannya ?
BCCT dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus
Komponen apa yang dilibatkan ?
Konstruktivisme – bertanya – menemukan – Masyarakat belajar – Pemodelan – Refleksi Penilaian sebenarnya
Apa MOTTO nya ?
Student learn best by actively constructing their own understanding
(cara belajar terbaik adalah siswa mengkontruksikan sendiri pengalamannya)
Starategi belajar apa yang berasosiasi dengan BCCT ?
CBSA – Pendekatan Proses – Life skill education – Authentic instruction – Inquiry based learning
Problem – based learning – Cooperative learning – Service learning – Work Based learning
Apa beda BCCT dengan KBK, CBSA, Pendekatan Proses, Quantum Learning, Student active Learning, Meaningful Learning, Problem Based Learning, Cooperative Learning, Work-Based Learning, dan sejenisnya ?
JIWA, dari pendekatan-pendekatan itu sebenarnya sama dengan pendekatan BCCT, yakni, bagaimana menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yakni kelas yang produktif dan menyenangkan. Bedanya ada pada aspek penekanannya.
Bagaimana praktiknya di kelas ?
Kelas dirancang dalam bentuk SENTRA – SENTRA missal : Sentra Alam, Sentra Persiapan Keaksaraan, Sentra Bermain Peran (Makro / Mikro), Sentra Rancang Bangun / Balok, Sentra Musik & Olah Tubuh, Sentra Seni dan kreatifitas, Sentra Imtaq, Sentra IT
1 guru bertanggung jawab pada 7 – 12 siswa saja dengan moving class setiap hari dari satu sentra ke sentra lain.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)
Hadirkan : model, sebagai contoh pembelajaran
Lakukan pijakan-pijakan
Lakukan refleksi diakhir pertemuan
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Bagaimana ciri kelas yang menggunakan system BCCT ini ?
Terjalain kerjasama – Saling menunjuang – Gembira – Belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi – Menggunakan berbagai sumber – Siswa aktif
Menyenangkan tidak membosankan – Terjalain sharing dengan teman
Para siswa kritis – Guru kreatif
Apakah BCCT hanya bisa diterapkan dikelas kecil saja ?
Tidak
BCCT bisa diterapkan dikelas yang jumlahnya besar sekalipun asal proporsional.
Karena guru tidak lagi sebagai sentral.
Apakah penerapan BCCT harus mengubah kurikulum ?
Tidak
Karena BCCT hanya sebuah strategi belajar
BCCT sangat sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Apakah selama ini guru belum menerapkan BCCT ?
Tergantung
Bagaimana kondisinya selama ini.apakah polanya Student – Centered / Teacher – Centered
Apakah penerapan BCCT memerlukan biaya besar dan media khusus ?.
Tidak
Selling (Sentra & Lingkaran) / BCCT
Sentra dan lingkaran adalah sebuah metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proporsional. Dunia anak adalah dunia bermain maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain.
Sekilas tentang metode SELING / BCCT
uatu metode / pendekatan dalam
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan empirik.
Nama asli metode ini adalah BCCT (Beyond Center and Circle Time)
Metode ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah SELING (Sentra & Lingkaran)
Metode SELING merupakan pengembangan dari metode Montessori, High Scope dan Reggio Emilio
Metode SELING dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus.
BAGAIMANA PENERAPANNYA
Metode SELING dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Misal ; sentra Alam, sentra bermain peran Mikro, sentra bermain peran Makro, sentra Rancang bangun, sentra Persiapan, sentra imtaq, sentra seni & Kratifitas, sentra Musik & Olah Tubuh, sentra IT dll
Setiap guru bertanggung jawab pada 10 murid saja dengan moving class, sesuai dengan sentra gilirannya
Metode SELING ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple Intelligences)
Metode SELING memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana yang paling tepat diantara metode – metode yang ada, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif, kreatif dan bertanggung jawab.
Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut ini adalah Pijakan-pijakan yang harus diikuti :
1. Pijakan lingkungan
Guru menata lingkungan yang disesuaikan dengan intensitas & densitas
1. Pijakan sebelum bermain
Guru meminta para siswa untuk membentuk lingkaran
Guru ada diantara para siswa sambil bernyanyi
Guru meminta para siswa untuk duduk melingkar
Guru meminta para siswa berdo’a bersama
Guru menanyakan para siswa kesiapan mendengar cerita dan memasuki sentra
Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema
Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain
Guru meminta siswa masuk ke area sentra
1. Pijakan saat bermain
Guru mempersiapkan catatan perkembangan siswa
Guru mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa
Guru membantu siswa jika dibutuhkan
Guru mengingatkan siswa bila ada yang lupa atau melanggar aturan
1. Pijakan setelah bermain / Recalling
Guru meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang dipakai
Guru meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan
Guru menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

Guru membagikan buku komunikasi sebelum pulang

MATERI TK



Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun berbeda-beda untuk setiap anak. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terorganisasi (Hurlock, 1991). Perkembangan motorik ada 2, yaitu Perkembangan gerakan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.
Contohnya: berdiri diatas satu kaki selama 10 detik, melompat ke belakang sekali, melempar bola dengan memutar badan, mengayun tanpa bantuan, dsb.
Perkembangan gerakan motorik halus
Menurut Silawati (2008), tahap perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun yaitu:
Anak Usia 4 Tahun
Anak usia 4 tahun mempunyai kemampuan pada aspek motorik halus yang terdiri dari:
  1. Membangun menara setinggi 11 kotak
  2. Menggambar sesuatu yang berarti bagi ank tersebut dan dapat dikenali oleh orang lain
  3. Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
  4. Menjiplak gambar kotak
  5. Menulis beberapa huruf.
Anak usia 5
Anak usia 5 tahun mempunyai kemampuan pada aspek motorik halus yang terdiri dari:
  1. Menulis nama depan; membangun menara setinggi 12 kotak; mewarnai dengan garis-garis
  2. Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari
  3. Menggambar orang beserta rambut hidung
  4. Menjiplak persegi panjang dan segitiga
  5. Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Suherman (2000), menyebutkan bahwa ketrampilan yang harus dicapai anak usia 4-5 tahun pada aspek motorik kasar adalah berdiri dengan satu kaki, sedangkan ketrampilan yang harus dicapai anak usia 4-5 tahun pada aspek motorik halus adalah dapat mengancingkan baju. Ketrampilan anak pada aspek motorik perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik (Silawati, 2008).
Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak serta berlangsung secara bertahap tetapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak (Silawati, 2008).


Prinsip Sertifikasi Guru
1.    Berkeadilan, semua peserta sertifikasi guru ditetapkan berdasarkan urutan prioritas usia, masa kerja, dan pangkat/golongan. Guru yang memiliki rangking atas mendapatkan prioritas lebih awal daripada rangking bawah.
2.    Objektif, mengacu kepada kriteria peserta yang telah ditetapkan.
3.    Transparan, proses dan hasil penetapan peserta dilakukan secara terbuka, dapat diketahui semua pihak yang berkepentingan.
4.    Kredibel, proses dan hasil penetapan peserta dapat dipercaya semua pihak.
5.   Akuntabel, proses dan hasil penetapan peserta sertifikasi guru dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

CONTOH SOAL:
1.1.1.     Mendeteksi ciri perkembangan fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya anak usia 4 – 6 tahun.
1.  Seorang anak yang berusia antara 4 – 6 tahun, senantiasa melihat yang ada disekelilingnya dianggap memiliki jiwa atau anak tersebut belum memahami perbedaan antara makhluk hidup dan benda mati. Hal ini merupakan ciri dari sikap anak, yaitu:
a.    Fisiognomis                                               c. Egosentris
b.    Relasi sosial primitif                                 d. Kesatuan Jasmaniah dan rohaniah

2.1.2.     Memberikan contoh aplikasi prinsip belajar dengan bermain yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan.
8.   Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan Freud, menyampaikan ada beberapa jenis kegiatan bermain yang mendukung pembelajaran anak, antara lain: bermain fungsional, bermain peran, bermain konstruktif, dan sebagainya. Yang dimaksud dalam bermain fungsional dalam kegiatan pembelajaran anak adalah:
a. anak  belajar melalui panca indera dan fisiknya
b. anak belajar melalui imajinasinya
c. anak belajar melalui pembuatan bentuk-bentuk yang diinginkannya
d. anak belajar melalui kegiatan menulis dan menggambar

4.1.1. Menganalisis kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik dan bermakna
16. Prinsip pembelajaran di TK adalah belajar sambil bermain. Konsep bermain yang ditekankan adalah yang bersifat holistik, otentik dan bermakna. Arti kata bermain secara otentik adalah:
a. konsep bermain dalam pembelajaran terpadu yang diamati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus
b. konsep bermain yang dialami oleh anak secara langsung
c. konsep bermain yang memungkinkan terbentuknya jalinan skema yang dimiliki oleh anak
d. konsep bermain yang harus dilakukan secara aktif oleh seorang anak

4.3.3. Mengurutkan tahapan bermain pembangunan dalam kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
24. Tujuan utama bermain pembangunan yang dilakukan oleh seorang anak adalah: ……
a. anak dapat berimajinasi secara cepat
b. merangsang kemampuan anak untuk mengembangkan pikiran, ide dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata
c. merespon setiap gerakan yang lebih terarah dan bermakna
d. mengembangkan rasa percaya diri dan melatih kemampuan dalam mengatasi setiap permasalahan anak

8.1.1. Menjelaskan prinsip-prinsip penilaian di PAUD
32. Dalam memebrikan penilaian di PAUD, ada beberapa prinsip yang harus dilaksanakan, yaitu: terencana, sistematis, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, mendidik, dan kebermaknaan. Yang dimaksud dengan prinsip mendidik adalah:
a.  penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram
b.  penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak
c.  proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik
d. Hasil penilaian harus mempunyai arti dan manfaat bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak lain

9.1.2. Menginterpretasikan hasil analisis penilaian proses dan hasil belajar anak
41.Adanya ketidakberhasilan guru dalam mengubah sikap anak menjadi lebih buruk, dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, kecuali:
a.  Perlu dilakukan alternatif lain yang dipandang lebih tepat
b.  Keterlibatan orang tua perlu dilakukan secara terus menerus
c.  Tidak tepat dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak
d.  Guru mengalami gangguan kesehatan dalam proses penilaian dilakukan

10.1.3.Menerapkan prosedur PTK
45. Berikut ini merupakan prosedur penulisan PTK di sekolah yang benar, kecuali:
a.  Penelitian siklus I dan siklus II di lakukan secara bersama-sama dalam satu alur penelitian
b.  Perencanaan tindakan dilakukan sebelum refleksi dilakukan
c.  Pelaksanaan tindakan dilakukan sebelum pengamatan/observasi
d. Gambaran mengenai obyek yang di teliti tertuang dalam pengamatan/observasi

11.1.6. Menganalisis pembelajaran pendidikan jasmani, kesehatan, dan gizi bagi anak usia dini
57. Pendidikan jasmani untuk anak usia dini diarahkan untuk mengembangkan badan anak agar tumbuh sehat dan kuat. Pengertian tubuh yang sehat dan kuat mencakup:
a.    Badan yang tegap    b. Otot yang besar      c. Kekuatan sistem organ          d. Kecepatan berpikir

11.2.4. Mengkatagorisasikan alat permainan untuk pengembangan kemampuan fisik motorik anak
62. Yang termasuk alat permainan atau kegiatan untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik anak adalah:
a.  Berjalan di atas garis lurus
b. Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, karayon, arang dan bahan alam)
c. Bertepuk tangan dengan 3 pola
d. Menciptakan 3 bentuk bangunan dari balok

12.1.3. Menganalisis standar tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak TK
68.Menurut Vygotsky, kemampuan kognitif anak terbagi atas kemampuan memperhatikan, mengamati, mengingat dan berfikir konvergen.  Yang termasuk dalam kemampuan berfikir anak secara konvergen di bawah ini adalah:
a. keberfungsian panca indera anak dalam melihat benda yang ada di sekitarnya
b. anak menyadari bahwa pengetahuan itu berasal dari kesan-kesan atau pengalaman yang diperoleh pada masa lampau
c. Anak meraba, membaui (mencium), dan merasakan makanan yang dilihatnya
d. Anak mampu mengingat apa yang dilihat atau dirasakannya meskipun tidak berhadapan dengan bendanya

13.1.2. Menentukan materi bidang pengetahuan sosial untuk anak TK
74. Tujuan dari pengenalan pengetahuan sosial ada tiga hal taitu meliputi: 1) pengetahuan, 2) kecakapan dan 3) sikap dan nilai sosial. Yang dapat diajarkan kepada anak TK tentang kecakapan sosial, antara lain:
a. Mengenal perasaan gembira, sedih, disukai, dan sebagainya
b. Mengenal keluarga, mengenal teman, mengenal tetangga, negara, dan mengenal dunia.
c.  Mengenal adanya aturan, norma-norma sosial, dan otoritas sehingga ia dapat berperilaku lebih baik.
d.  Mengenal dan akrab dengan teman sekelas

13.3. Merancang kegiatan pengembang materi sains untuk anak TK
79. Dalam merancang satu kegiatan pengembang materi sains untuk anak TK maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya dengan memperlihatkan hasil dari satu produk sains berupa alat-alat elektronik. Hal-hal yang perlu dijelaskan kepada anak tentang produk sains tersebut adalah:
a.  Tempat membeli alat elektronik tersebut              c. Pencipta atau penemu alat elektronik tersebut
b.  Kegunaan alat elektronik tersebut                         d. Prinsip kerja alat tersebut

13.6. Merancang kegiatan pengembangan materi seni untuk anak TK
85.Jika seorang anak diharapkan untuk dapat mengembangkan imajinasi dan mampu mengem-bangkan ekspresi dirinya, maka strategi yang dianggap lebih tepat untuk dipilih/digunakan adalah:
a.  strategi menggambar dan melukis                    c. Strategi membuat karya
b.  Strategi mencoret-coret                                    d. Strategi menyanyi

13.7. Merancang kegiatan pengembang materi keterampilan proses anak TK
87.  Urutan yang tepat dalam melakukan keterampilan proses anak TK pada bidang sains adalah:
a. Menemukan masalah, obsevasi, melakukan percobaan, menganalisis data dan mengambil kesimpulan
b. Menganalisis data, obsevasi, menemukan masalah, mengambil kesimpulan, dan melakukan percobaan
c. Obsevasi, menemukan masalah, melakukan percobaan, menganalisis data dan mengambil kesimpulan.
d. Melakukan percobaan, menemukan masalah, obsevasi, menganalisis data dan mengambil kesimpulan.

15.2.1. Mengurutkan efektivitas penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan pengembangan diri
100. Terdapat tiga prinsip dasar dalam ICT sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip berorientasi pada siswa memiliki arti yaitu:
a. penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain/ perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem
b. dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa
c. pembelajaran siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya
d. Siswa lebih diwajibkan untuk menguasai teknologi sebagai pembelajaran dan media sosial

contoh soal:
Mendeteksi ciri perkembangan fisik, intelektual, social-emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya anak usia 4 – 6 tahun
1.   Seorang anak yang berusia antara 4 – 6 tahun, senantiasa melihat yang ada      di sekelilingnya dianggap memiliki jiwa atau anak tersebut belum memahami perbedaan antara makhluk hidup dan benda mati. Hal ini merupakan ciri dari sikap anak, yaitu:
a.    Fisiognomis
b.    Egosentris
c.    Relasi sosial primitif
d.    Kesatuan Jasmaniah dan rohaniah
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak TK
2.    Perkembangan aspek intelektual dalam diri anak TK diawali dengan perkembangan kemampuan anak dalam hal: ……………
a.    Perkembangan fisik
b.    Mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah
c.    Pertemanan yang dilakukan dengan teman sebayanya
d.    Peniruan bunyi dan suara, serta memahami perintah

Memberi contoh kesulitan anak TK dalam bidang pengembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik, bahasa, dan social-emosional.
3.  Lina adalah anak berusia 5 tahun ingin mengambil mainan yang terletak di atas lemari. Lina mencoba mengambil dengan tangannya, tapi tidak berhasil. Lina mencoba lagi dengan mengacungkan tangan sambil melompat-lompat, tapi juga tidak berhasil.
Dari ilustrasi di atas, kesulitan utama yang dihadapi Lina adalah:
a.    Kesulitan fisik
b.    Kesulitan moral
c.    Kesulitan bahasa
d.   Kesulitan kognitif
Menjelaskan teori belajar yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD (Teori Piaget, Vigotsky, Erikson, Smilansky)
6.   Teori yang menyatakan bahwa proses belajar terjadi pada anak saat berkolaborasi dengan orang lain atau dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi, merupakan pendapat dari:
a.    Piaget
b.    Vigotsky
c.    Erikson
d.    Smilansky
Memberikan contoh aplikasi prinsip belajar dengan bermain yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan.
8. Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan Freud,  menyampaikan ada beberapa jenis kegiatan bermain yang mendukung pembelajaran anak, antara lain: bermain fungsional, bermain peran, bermain konstruktif, dan sebagainya. Yang dimaksud dalam bermain fungsional dalam kegiatan pembelajaran anak adalah:
a. anak  belajar melalui panca indera dan fisiknya
b. anak belajar melalui imajinasinya
c. anak belajar melalui pembuatan bentuk-bentuk yang diinginkannya
d. anak belajar melalui kegiatan menulis dan menggambar
Menentukan strategi pengembangan sesuai dengan bidang pengembangan anak TK
9. Kegiatan menari yang dilakukan siswa TK di sekolah merupakan salah satu strategi pengembangan yang dilakukan oleh seorang guru dalam hubungannya dengan: …
a. strategi pengembangan seni
b. strategi pengembangan bahasa
c. strategi pengembangan fisik-motorik
d. strategi pengembangan kognitif
Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum TK
10. Berikut ini, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dapat dilakukan seorang guru jika ingin mengembangkan kurikulum anak TK , kecuali:
a. Prinsip relevansi
b. prinsip kontuniutas
c. prinsip kelayakan
d. prinsip hakikat