By: Futicha Turisqoh
Seminar Indonesia Millenial Teacher Festival
Mendidik dengan Cinta
Mendidik dengan Cinta
Oleh: Kak Seto
Semua anak pada dasarnya cerdas.
Sekolah harus ramah anak.
Mendidik harus sesuai jamannya, tidak lagi dengan membentak-bentak.
Sekolah harus ramah anak.
Mendidik harus sesuai jamannya, tidak lagi dengan membentak-bentak.
Murid sekarang dijejali banyak informasi, tugas, sehingga anak menganggap sekolah seperti penjara.
Salah satu prinsip yang paling penting: kita harus berani untuk berubah menjadi lebih baik, mendidik anak dengan cinta.
Penindasan, perundungan, perusakan, atau pengintimidasian (bahasa Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan (https://id.m.wikipedia.org/)
Kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu padat, dengan jumlah jam belajar terpanjang di dunia, dibanding Amerika Serikat, Jepang, dan Cina.
Kurikulum pendidikan kurang berpihak pada hak anak.
UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas:
Pasal 1 ayat 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 1 ayat 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Standar isi:
- Etika
- Estetika
- Iptek
- Nasionalisme
- Kesehatan/olahraga
- Etika
- Estetika
- Iptek
- Nasionalisme
- Kesehatan/olahraga
Semua anak pada dasarnya senang belajar.
Belajar yang efektif adalah belajar dalam suasana gembira (menyenangkan).
Belajar yang efektif adalah belajar dalam suasana gembira (menyenangkan).
Kekerasan juga terjadi di dalam keluarga. Terbukti banyak ibu-ibu yang menjewer anaknya, membentak-bentak anak.
Mendidik tidak lagiidentik dengan kekerasan.
Mendidik tidak lagiidentik dengan kekerasan.
Lagu Ayo Mama:
Kembangkan kebiasaan senyum.
Latihan senyum setiap hari di depan cermin.
Senyuman adalah senjata paling dahsyat untuk merangsang suasana menjadi gembira. Jadi, harus selalu berpikir positif dan banyak rasa syukur.
Sabarlah dalam mengajar.
Latihan senyum setiap hari di depan cermin.
Senyuman adalah senjata paling dahsyat untuk merangsang suasana menjadi gembira. Jadi, harus selalu berpikir positif dan banyak rasa syukur.
Sabarlah dalam mengajar.
LPA (Lembaga Perlindungan Anak)
Lagu:
Anak2 semua baik
Anak2 semua manis
Anak manis
Jangan dipukul, sayang...
Kalau dipukul
Marahlah LPA..
Anak2 semua manis
Anak manis
Jangan dipukul, sayang...
Kalau dipukul
Marahlah LPA..
Lagu:
Kekerasan oleh media TV.
Pemberitaan dan film2 kekerasan
Pemberitaan dan film2 kekerasan
Cerewetlah dengan nyanyian.
Psikolog terbaik di dunia adalah ayah dan bunda.
IQ bukan segala-galanya
Semua anak cerdas pada bidang yg berbeda.
8 kecerdasan:
Marah boleh, tapi dg penuh persahabatan. Tetap tegas, namun dg penuh persahabatan.
Para guru perlu bisa mengenal dan mengelola emosinya sendiri.
Para guru perlu bisa mengenal dan mengelola emosinya sendiri.
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.
Harus ada relasi hati, sehingga ada komunikasi.
STIFIN, cara ngetes kecerdasan anak dengan tes sidik jari, supaya tahu cara belajar yang pas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar